Rabu, 01 Juli 2020

EWUH


PROLOG 
Risma sujud, Jokowi marah, kisruh HIP ...
Masa depan dunia ditentukan oleh (bukan hanya keberadaan, ataupun sekedar ketangguhan namun juga topangan keberuntungan) para aktualiser.
Jika sikon pandemi tak berubah segera bukan hanya dunia namun negeri ini bisa jadi collapse bahkan ambruk karena tiada putaran roda ekonomi yang terhambat lajunya karena rentannya herd immunity. Minus masukan pendapatan namun besar beban pengeluaran (BLT/ jaring pengaman darurat bagi kehidupan dan penghidupan rakyat karena PHK, dsb.(termasuk gaji PNS/ASN ).(Sayang kami hanya mampu tanggap berempati ...seandainya saja para aktualiser negeri ini mau sambat dan jujur tidak menutupi fakta ini ... dilemma mempertahankan kehidupan/ kesehatan vs memberdayakan penghidupan/pemberdayaan pada anomali krisis yang tidak hanya galau namun juga kacau saat ini).
Namun demikian nilai diri tidak sekedar apa yang kita terima namun bagaimana cara kita menghadapinya (mengamati, mengalami dan mengatasi) dalam keterbatasan dan pembatasan yang ada. Kebermaknaaan akan kedewasaan dan kewasesaan, keberdayaan dan keperwiraan memang sedang dalam pelayakan kemasakannya ... bukan hanya bagi relawan/petugas medis di garda depan, para negarawan tehnokrat negara namun juga bagi kita semua (para putera/i bangsa warga negeri ini termasuk para pembela/pencela keberadaan ini ... cebongers, kadruners ?).
Sial ... harusnya sudah selesai berakhir posting lalu. Walau para mistisi sering menyatakan kehidupan dunia memang seperti ini dan akan tetap seperti ini, namun berdiam diri tanpa empati, tiada simpati dan tidak perduli bukanlah solusi. Samsara sebagaimana mandala lainnya walau bukanlah sesuatu yang harus dilekati namun juga bukanlah sesuatu yang dibenci. Sikap kita yang hanya berambisi eksistensial, terobsesi transendental, dan tidak universal bukanlah sikap benar, bijak dan tepat.  Maafkan  saya jika saat ini tidak perlu/mampu memfilter diri agar tiada lagi ada dusta / dukkha di antara kita ... semoga arus skenario samsarik tetap bisa mengalir wajar apa adanya.
Well, tanpa perlu “nggege mongso” akan impian akhir zaman posting yang lalu. Karena mungkin (imaginasi gila & ngawur lagi ?) itu baru terjadi pada  fase baru kappa naik Satya Yuga – Treta Yuga (Era Sudhra/Waishya ?) paska Mahapralaya semesta dunia ini untuk kembalinya bersemi kisah kasih biokosmik samsara antara nama abhassara & rupa lokantarika yang baru. Meminjam kalkulasi manvantaraHinduisme, tidak pada saat kappa turun pada masa dvapara menuju kali yuga (Era Brahmana/Ksatriya?) saat ini dimana Dhamma Sasana Buddha ke28 Gautama belum surut (2500 tahun lagi?), masa KeBuddhaaan Bodhisatta Tusita lainnya (Maeteyya) dengan metodologi/paedagogi ajaran yang mungkin relative sama belum tiba (plus : Kalki (avatara ksatria Vishnu ?), Imam Mahdi /agama Mediteranean/ etc perlu digenapi ? Fase Sunna kalpa bagi paccekha Buddha Bhante Devadata paska niraya avicci  dan SammasambuddhaMara Namucci paska penyadaran arahata bhante upagupta pra atau paska mahapralaya, ya ? (EGP, ah … mungkin saja karena akusala kamma dan citta /niyata miccha ditthi?/ paska bardo /pralaya & fase svarga/niraya kami harus ke black hole lokantarika sementara lainnya sudah di white hole lokuttara atau masih menanti di nama abhassara ?). Hehehe… just joke to begin.
Alternatif solusi eksistensial : Protokol Kesehatan Swab ? katalisasi biotech serum/ vaksin covids ? Doa ratana sutta atau Nirodha sammapatti tunda bencana? Holistic health Tao herd immunity ? etc; Lanjutan : sistem daring ? akselerasi ekonomi? kultur aktualiser (karya nyata berguna > heboh kemasan konsep/symbol/figure ) dst. ....
Eskatologi ? awas zenka  ! : vs / as.. if   transit demit / apaya , kembali manusia, surga kamadeva, moksha anenja , anatta nibbana etc

MONOLOG
just click image for video = tinggal klik gambar untuk tayangan video
dalai lama
Why Buddhism ?
Dasar : Kalama Sutta & Brahmajala Sutta & anatta lakkhana sutta : cukup dewasa untuk menjadi dewasa. /kemurnian aktualisasi x kelihaian eksploitasi/
konsistensi autentik keberdayaan atthika kamma-citta impersonal tanpa terpedaya standar ganda> pengharapan kepercayaaan, transaksi pencitraan personal, pemungkinan standar ganda.
Ulasan : Simsapa tipitaka + acinteya udumbara /mahakasapa/
Sayang ...hanya Bhante Mahakasapa Arahata yang memahami universalitas kaidah kosmik Buddhism yang tersirat.
Walau cenderung agak nivritti negative namun cukuplah simsapa tipitaka etc yang tersurat untuk paradigma holistik lanjut.
(Buddhism dhutanga > pabajitta >  upasaka (neyya > padaparama) > umat luar sasana > makhluk lain) 
Pro Buddhism ?  Dalai Lama  show / save
No Buddhism ? Herman Hesse  save
Ina : link sementara :  0a) (show) or  0b)(show)
seperti pandemi corona posting ini walau tampak seperti lawan bersama (namun semoga malahan mengakibatkan adanya kawan bersama walau sementara/ untuk selamanya dalam mementingkan kebenaran semata  atau sekedar pembenaran kepentingan belaka ?).
Just joke ...Pinjam link download file blog anda dulu, bro. Belum reupload, nih.
to the point, ini ajalah...

PARAMA DHAMMA
THERE IS NO TRUTH - BHANTE PUNNAJI
Real > True x Fake ~ just Solution for Problem
Apakah kebenaran ? (bhante pannavarro - posting akhir DhammaSeeker)  1a) (show) or  1b)(save) 
ulasan : Kebenaran bukanlah suatu pembenaran. 
walau seakan mungkin bisa teridentifikasikan namun tidak benar tereksplotasikan. 
Ini 'hanya' postulasi hipothesis paradigma ethika kosmik belaka yang  bukan dogma agama / norma massa baru (semoga tidak menentang yang ada ...mungkin malah memberdayakan minimal tidak memperdayakan apalagi mengacaukan). 2a) or  2b)
ulasan : Kenyataan tidak sekedar pernyataan. 
Anthony de Mello cs Khalil Gibran : no claim untuk terjebak / tersekap
(kegeniusan/ ketaktisan Ariya Buddha Dhamma untuk tidak menjadi belenggu yang membelenggu lainnya & diriNya)
Anthony de Mello : Setan dikhabari seseorang telah menemukan sekeping kebenaran dan dia berkata : tak usah risau akan kubiarkan itu menjadi agama ? (wirajhana eka)  3a) or  3b)
ulasan : Kepastian tidak sebatas keyakinan.
Khalil Gibran : obsesi terbesar manusia adalah menjadi nabi ? (minimal pewarisnya? - pelestari ajaran atau pemanfaat kekuasaan ?)  4a)
Edward S Bono : Just PO (POssible hyPOthesis) for flexible progress : no fact - no truth - no faith (tanpa sakralisasi , tiada indoktrinasi ... hanya aktualisasi untuk realisasi pembuktian. Jika terbukti kembangkan lagi ... jika tidak lihat alternatif lain )
Perlu sikap benar, sehat dan tepat bagi kita untuk memandang permasalahan secara berimbang dengan harmonis & holistik agar tidak ambisius tenggelam dalam arus kehidupan namun juga tidak obsesif terhanyutkan banyak konsep pandangan yang ada dengan segala tuntunan (tuntutan?) idealitas kesempurnaannya. 
Be realistics to realize the Real. (Bersikaplah benar untuk senantiasa realistis dalam merealisasikan segala yang real nyata secara tepat dan sehat) Kita hanya berhak mendapatkan apa yang kita berikan .... entah itu kebaikan ataupun keburukan. Segala niatan, tindakan dan capaian tidak akan percuma walau dampak mungkin tidak selalu instan kemasakannya dan mungkin tidak juga identik kelayakannya. Namun demikian kebijaksanaan untuk senantasa mengupayakan keterarahan dan keberdayaan dalam menghadapi segala kemungkinan yang ada secara pasti bahkan mungkin bisa ada perlu selalu dilakukan dengan tanpa perlu merendahkan adanya karunia keberuntungan akan kepercayaan dan pengharapan untuk segala kemungkinan yang bisa saja ada terjadi.

MANDALA ADVAITA
Desain kosmik Tanazul - Taraqi : Sentra & Sigma 
Laten Deitas samsarik : lokuttara hingga lokantarika : no irreversibility... neither white hole nor black hole (just whole hole )
mirroring x analogi : sebagaimana terlelapnya demikian kebalikan terjaganya dimungkinkan (kepekaan murni intuitif insight > keahlian lihai instink intelek)
ketepatan metode truth seeker 'mencari' (mencuri?) hikmah < kenekatan taktis true seeker melayakkan/meniscayakan  keniscayaan ?
Skenario Samsarik :
Siklus episode permainan (seperti siklus polybius politik , paticca samupada keabadian cenderung berputar-putar saja .... bukan hanya dhamma yang memang lokiya, lokuttara saddhamma juga bisa menjadi lokiya dhamma bahkan addhamma sekalipun jika pensikapannya salah ... waspada & tanggap juga setiap zenka bukan hanya bisa terpromosi  namun juga bisa terdegradasi ... ada kebebasan /untuk tercerahkan juga tersesatkan/ namun senantiasa ada peniscayaan untuk itu ....karena ketidak fahaman yang menyekap akan tersekap, karena ketidak-sadaran yang terjebak bisa menjebak ... yang penting bukan bagaimana awalnya kita namun bagaimana akhirnya kita .... saat ini disini dalam peran ini apapun dan siapapun kita itulah yang utama )
Baruch Spinoza vs Friedrich Nietczhe : sinkronisasi alithea Ariya x vitalisme uebermensch asura
Amor Dei Intelectualis Baruch Spinoza: Segalanya berawal dari Kasih Ilahi, melalui itu kita hadir, hidup & kembali (ekspresi kearifan theosofi mystics)
Amor Fati Uebermensh Friedrich Nietczhe : Tuhan (konsep lama) sudah mati. Inilah saat uebermensch (tuhan baru?). (ekspansi keliaran vitalisme eksistensialist). 5a) or  5b)
Strategi Dimensi :
Eskatologi & Eksistensi (31 alam kehidupan + level nirvanik): lazimnya - harusnya - sebaiknya
Dunia : manussa - tirachana - tumbuhan ?
Eteris : Peta - Asura - Yakha Bhumadeva
Astral : surga catumaharajika - tavatimsa - yama ?~ Alakh Niranjan?
Mental : Tusita- Nimmanarati, Paranimmitavasavatti ~ Wisnu, Brahma, Shiva ?: Kal/Brahm ?
Monade Kosmik : Rupa Brahma 1&2 rupa piti , 3 & 4 nama sukkha - Sanna Anenja (arupa) - 
sankhara vipassananana (alobha) - vedana Suddhavasa (adosa)- vinnana nirodha (amoha)
Anatta Nirvanik :
Sentra Advaita ?
SILENCE

FORMULA SWADIKA
Peniscayaan potensi/patensi keberdayaan di/ke segala dimensi 
orientasi, kualifikasi, realisasi
Bertahan dalam kebenaran , kebijakan, kehidupan
Senantiasa terjaga , menjaga, berjaga
Sinkronisasi transendental , universal , eksistensial
 Nyanyian Sansekerta Bahasa Divine Wejangan Maha-Yogi Rsi Markandeya
 
AS /IF Manusia Dunia etc
Universiad keabadian : peningkatan level Swadika, pelimpahan  bakat Talenta, pengamanan Hisab Visekha
Aktualiser kehidupan : ketahanan stable vitale , kecakapan genius versus , kemapanan estate empire 
Integrated kesiagaan : alpha meditatif - betha reflekting - theta refreshe
welcome to the earth
Dari :http://dhammaseeker.blogspot.com/2018/09/prolog.html
Pada hakekatnya kita adalah makhluk spiritual yang menjalani peran sbg manusia ketimbang sbg manusia yang menjalani tugas spiritual..Kita hanyalah ketiadaan yang diadakan dalam keberadaan untuk sekedar sederhana mengada tanpa perlu mengada-ada dihadapanNya...betapa indahnya kehidupan jika kita tiada ragu untuk mampu hadir dalam kesederhanaan yang murni, tulus apa adanya tanpa perlu membalutnya dengan kemasan kesempurnaan yang walaupun mungkin tampak indah dan megah namun semu dalam kesejatiannya.
Ingat, tanpa menafikan peran kebersamaan universal manusiawi kita sebagai faber mundi (pemberdaya peradaban) di bumi, pada dasarnya kita hanyalah viator mundi (pengembara yang singgah bukan penghuni tetap) dalam kehidupan duniawi kita saat ini dengan casing peran persona dagelan nama-rupa samsarik untuk keberlanjutan kehidupan berikutnya lagi. Jagalah keberkahan di bumi dan bawalah keberkahan untuk saat nanti. Sebagaimana tuning frekuensi gelombang arus kesadaran, tanpa menafikan akumulasi karmik sebelumnya konsistensi sikap, tindakan dan capaian diri saat ini akan berdampak pada konsekuensi yang akan diterima nanti demikian seterusnya.
Buddha menyatakan kehidupan ini tidak pasti namun kematian ini pasti namun sayangnya kita manusia sebagian besar tak tercerahkan dan menjadikan alam apaya seakan rumah baginya (semakin terjebak dalam keterlelapan mimpi chaotik samsara bukan nibbana keterjagaan sebagai ariya sebagaimana seharusnya) dikarenakan notion pandangan, frekuensi kecenderungan dan konsekuensi tindakannya. Keberadaan sebagai manusia di mayapada dunia ini memang tidaklah seindah surga Devata kamavacara atau semulia jhana moksha para Brahma, namun demikian walaupun tidaklah sekondusif wilayah antara suddhavasa tetapi keberadaan mediocre ini justru bisa menjadi effektif bagi pertumbuhan dan perkembangan spiritualitasnya jika cukup reseptif menghayati, menjalani dan melampauinya secara benar, sehat dan tepat … tidak hanyut dalam arus eksistensi namun tidak juga teralienasi.. 
AS /IF Petta apaya etc
Walau ini dianggap ‘wajar’ bagi lokiya dhamma namun termasuk apaya bagi saddhama (walau tampak ironis namun tidak menutup kemungkinan dikarenakan akumulasi kelayakan kamacitta sebagaimana kemelekatan akan memory figure bhava, obsesi ditthi dan tanha pengharapan status symbol berada di dimensi eteris ditengah ekspansi dewa label jatuhan asura & ekstensi dewa level rendahan yakkha ini)  
Case : pettavathu

surga ytcrash
AS /IF Surga Kamadeva etc
Walau ini sangat didambakan bagi lokiya dhamma (walau tanpa perlu alam antara ?) namun (tanpa merendahkan) tidak bagi saddhama ? (walau tidak menutup kemungkinan dikarenakan akumulasi kelayakan kamacitta 'hanya' bisa berada di dimensi astral ini )
Case : jaminan nanda & bhikkhu surga
Jika surga & neraka tidak ada akankah Tuhan dipuja dalam kebaktian, kebajikan dan kebijakan ? Bukan karena  deficiency atau  sekedar transaksi (Sufi wanita Rabiah Adawiyah ... Mahabah cinta kepada TuhanNya bukan hanya mengatasi kecintaan kepada siapapun /Nabi, Surga ?/ namun juga kebencian kepada apapun termasuk kepada  /iblis & neraka?/). 

buddha brahma
AS /IF Brahma etc
Walau ini sangat didambakan bagi mystics pantheist namun tidak bagi saddhama (walau tidak menutup kemungkinan dikarenakan bukan hanya kelayakan/kecakapan namun juga kemantapan/kemapanan kamacitta dan samadhi bhavananya)
Case : batin mencari & menjadi "tuhan" yang lebih sejati ? , dilemma antara kenyamanan 'transendensi' nama ke anenja (terlelap? alara kalama & Uddhaka ramaputta eks guru dengan tataran ilmu yang telah dikuasainya pra Uruvela ) vs keberadaan 'immanensi' rupa ke samsara (terjatuh? Brahma Baka yang terprovokasi Mara ? ).
(Fake story ?)  Buddha ditanya keberadaan Tuhan .... Dia menjawab akan keberadaanNya kepada yang mengingkariNya namun menyangkal keberadaanNya kepada yang meyakiniNya. (bukan kepercayaan namun keberdayaan ... memastikan tataran fakta bukti  penempuhan/penembusan dalam kemurnian yang utama bukan sekedar meyakini gagasan internal/ wawasan eksternal.

pencerahan Buddha
AS /IF Nibbana etc
Walau keterjagaan dalam dvaita kesunyataan ini dipandang ‘sangat sempurna’ bagi buddha dhamma namun dalam 'kebersahajaan' akan advaita kesedemikianan ini ‘cukup bijaksana’ bagi saddhama (Holistik melampaui Nivritti negative & harmonis melampaui Pravritti positive )
Case : No Ego (level > label, 'tan-diri' > 'diri', 'tan-alam' > 'alam')....
(Fake story ?)  Buddha diam ketika ditanya apakah Dia mencapai Nibbana .... Jika Dia menjawab "Tidak", Dia berdusta akan realisasi pencapaian keterjagaanNya , Jika Dia menjawab "Ya" , Dia berdusta karena Nibbana mustahil tercapai jika masih ada 'keakuan" samsarik.
 
(tanggap paradoks intuitif > linear intelek ?) akan fakta experiential acinteya sabbanutanana pencerahan lokuttara Buddha yang sesungguhnya sebagai saddhamma adfalah holistik universal untuk mampu ditempuh siapapun juga (walau tentu saja mungkin dalam keterbatasan output sesuai pembatasan inputnya)  Saddhamma ini secara intuitif sederhana bersahaja (senantiasa terjaga sebagai media impersonal akan figur personal samsariknya sehingga memungkinkannya untuk bukan hanya berjaga dari keterpedayaaan bahkan semakin memberdaya diri namun juga mampu menjaga untuk tidak hanya memperdaya lainnya namun justru memberdaya lainnya. Namun demikian seperti mentari dalam biasan pelangi Saddhamma ini memang sangat kompleks kedalaman, kehalusan dan keragaman labirin warnanya yang tidak sekedar hitam putih sehingga memang akan susah bagi yang telah terjaga untuk segera membangunkan yang tertidur dari keterlelapan mimpinya. Penempuhan keterjagaan/keterarahan kode etik sila universal atau vinaya monastik ekslusif Sangha Samana plus metode penembusan intensif dibentuk demi tujuan tersebut secara bertahap. Idea & metode paedagogis simsapa pembabaran paradigma teparinama DhammaNya terkadang perlu nivritti negative 'lokiya' karena faktor audience-nya ( misalnya terma nibida /kejijikan?/ untuk mengatasi upadana /kelekatan/ walau kita tanggap itu hanya trick bijak untuk sadar swadika melampaui kecenderungan tanha samsarik tidak untuk picik menjauhi dengan kebencian yang justru akan berdampak kontraproduktif  bukan hanya bagi proses holistik universalisasi transenden nsmun juga harmoni eksistensialitas keberadaannya ... well, problem adalah internal (asava) bukan eksternal (dunia). Landasan Spiritualitas idealnya adalah kedewasaan aktualisasi murni yang sadar difahami dan disikapi sebagai wajar dijalankan untuk meniscayakan bagi keniscayaan pelayakannya bukan kepatuhan karena intimidasi ketakutan, kepamrihan karena transaksi keinginan ataupun sekedar/termasuk juga kerisihan untuk tidak dipermalukan / khouf, roja, haya ~ hiri, otapa, ? / walaupun demikian metode `lokiya` bisa dimaklumi jika digunakan dikarenakan faktor audience-nya (walau tidak dibenarkan pada kemurnian akhirnya  namun mungkin juga tidak disalahkan pada kecenderungan awalnya ?
Lanjutkan dulu  ...
Prajna Paramitha
Intinya : No (fake) Ego ... Just be IN One .... Do as Ariya be 

Dari  https://maxwellseeker.blogspot.com/2020/04/sita-hasituppada.html 
Terima, kasihi dan lampaui segala episode penempaan diri sebagaimana ariya nantinya.
Layakkan diri sebagai Ariya ... maka jikapun nibbana pembebasan belum (mampu/perlu?) tercapai , maka keterjagaan, kebijaksanaan dan ketercerahan akan membawa keswadikaan, keberdayaan, dan kebahagiaan dimanapun wilayah, bagaimanapun suasana dan apapun peran zenka keabadian yang dijalani .... Pada hakekatnya, Samsara hanyalah ilusi mimpi dari Nibbana bagi semuanya.
Dari http://dhammaseeker.blogspot.com/2020/05/ghost-windows-7.html 
Fokuskan saja realisasi pada pelayakan Ariya .... Nibbana atau Samsara terserah Niyama Dhamma. Di wilayah manapun dalam peran apapun pada situasi dan kondisi apapun juga seorang Ariya tetap akan mampu bermain apik tidak hanya secara cerdas tetap swadika dalam keterarahan namun juga tetap dengan cantik tanpa mengacaukan segalanya. (Ibaratnya CR7 atau Lionel Messi yang walau sesungguhnya bisa mengatasi bermain bola di klas liga dunia namun jika hanya tampil di turnamen kampung .... pasti akan lebih menguasai tentunya). Pencerahan adalah utama ... pembebasan 'hanyalah' bonusnya saja. Obsesi internal sebagaimana ambisi eksternal adalah tanha yang tersamar sebagaimana juga avijja lainnya (Ashin Tejaniya : jangan remehkan asava defilement karena ketika peremehan dilakukan anda sesungguhnya terlecehkan sendiri karena dijatuhkan dengan kesombongan anda ... awas spiritual materialism Chogyam Trungpa)

Kajian Pragmatism Sutt
Ovadha Patimokkha
Buddha sasana 
Dari komentar Vlog Bahiya etc )) (show) or  )(save) 
Tentang Anatta lakkhana Sutta :  
Bahiya : dari tilakhana, anatta adalah factor krusial pembeda yang membuat Ariya Dhamma ini bukan hanya melingkupi (bisa mencapai) namun juga mengungguli (bisa melampaui) lainnya (lokiya : asura dewata/ anenja brahma ?). Faktor Anicca dalam batas tertentu memang bisa difahami dan dilalui lokiya dhamma (norma duniawi – etika surgawi .. awas /ditthi + tanha/ dan sangat liarnya sensasi kemauan yang bisa menjerumuskan ke Lokantarika paska pralaya 2 ?) , factor dukkha pada level tertentu juga masih bisa disadari dan dicapai anenja dhamma ( unio mystica – pantheistics … awas /mana + avijja/ plus masih naifnya fantasi keakuan dimensi Abhassara untuk menyeret kembali dalam perangkap samsara paska pralaya 4 ? ) namun annata adalah factor penentu yang memungkinkan lokuttara dhamma ini mampu mengaktualisasi kemurnian penempuhan (> defisiensi kepamrihan & pencitraan) secara konsisten meniscayakan ‗peniscayaan/ keniscayaan‘ dalam kelayakan realisasi pencerahan transeden (keterjagaan dari keterlelapan mimpi/ delusi samsara ini – keterbebasan ‗esensi murni‘ ke-Buddha-an dari cangkang delusi ‗pancupadana khanda‘ tanpa kebodohan identifikasi dan eksploitasi pembodohan dari keterpedayaan/ ketersesatan/ keterperangkapan intra-drama pengembaraan semu samsara ini kembali (singgah/pulang) ke ‗rumah sejati‘ Nibbana )

Pancavagiya Kondana  : JMB 8 ? (dhammacakhapavatana ) + 2 (mahacatarisaka) ? 
Desain Global Dhammadhipateyya Buddhisme dalam transedensi penempuhan simultan (adiduniawi > duniawi) 
JMB 8 maksimal demi 10 kualitas arahata = 
Samma Saddha ("panna" ?)  2 : Pandangan Benar (sammā ditthi), Pikiran Benar (sammā samkappa) –
Samma Sila 3 : Ucapan Benar (sammā vācā), Perbuatan Benar (sammā kammanta), Mata Pencaharian Benar (sammā ājiva) –
Samma Samadhi 3 : Upaya Benar (sammā vāyāma), Perhatian Benar (sammā sati), dan Konsentrasi Benar (sammā samādhi)
/Dhammacakkhapavatana sutta/
+ Samma Panna 2: Pengetahuan Benar (samma nana) & Pembebasan Benar (samma vimutti)
 / Mahacattarisaka Sutta/).  
 Tentang Brahmajala Sutta :

Dhamma atau agama ? personal god ? Labirin paralel dimensi meditator

Tentang Kalama Sutta :  
Buddhism & Philosophy : The Kalama Sutta.pdf (p.78-87) Bro Billy Tan
Buddhism & Philosophy The Kalama Sutta
untuk referensi autoritas akademis pengetahuan “agama” Buddhism  
   Bagian Kalama Sutta yang sering terlewatkan
atau bagi realisasi praktisi penempuhan Dhamma “Buddhism”
10. Bhante Pannavaro _ Dhammadhipateyya.mp4_snapshot_00.48.47

Dari sketsa ulasan di atas kami berharap anda cukup tanggap mengapa avijja kebodohan (+pembodohan) drama kosmik samsara yang menyekap dan menjebak ini tetap mampu (masih perlu?) eksis terjadi di advaita mandala samsarik ini. (sehingga kami tidak 'ewuh' untuk tetap bisa bukan hanya menjaga etika harmonisasi holistic eksternal ke permukaan namun juga demi tetap terjaganya kami di kedalaman).. Menjadikan diri berlevel mulia adalah bajik dan bijak tetapi menyatakan diri berlabel mulia (directly dengan rasionalisasi peninggian ego/ide membela diri atau indirectly dengan irasionalisasi perendahan ego/ide mencela lainnya) berbahaya dan justru bisa menjatuhkan  bukan hanya diri sendiri (dampak pasti) namun bisa juga lainnya (effek plus) kelanjutan beban karmik.
Well, untuk menjadi pandai, pintar dan cerdas relative lebih mudah namun menjadi benar, bajik dan bijak sungguh sangat susah. Tidak cukup kelihaian sikap intelek namun perlu kemurnian sifat intuitif (tanggap paradox tersirat x  bebal ... "pekok" tidak peka).
Walau sulit dijelaskan namun secara sederhana demikian gambarannya. Dasar utama (sekali-kali pakai kaidah religi, ya?)  adalah  Istafti qolbaka – tanya hatimu > akalmu (qolb berputar kemana ? sebagai nurani yang memang murni meng-"esa" dalam mengarah kebenaran atau naluri secara lihai meng-"aku" untuk mencari pembenaran ... samma sati vs miccha sati? ) agar segera sadar tahu diri/malu/sila tidak asal ‘gede rasa’ & ‘tebar pesona’.  Plus kaidah ...Merendahlah maka kau akan ditinggikan, meninggi akan direndahkan (ini laku kontekstual tidak sekedar ilmu konseptual, bro). Awas kepekaan diri untuk selalu tanggap paradoks yang tersirat tidak sekedar yang terungkap/ terlihat … menyatakan “aku adalah orang yang rendah hati (?)” walau semula kenyataannya mungkin demikian namun pernyataan ini justru menunjukkan dia sesungguhnya tinggi hati karena secara tersirat meninggikan dirinya bagi kebaikannya sendiri. Jalani kebajikan dngan kebijakan demi kebenaran itu sebagai kewajaran kosmik … jangan hebohkan itu sebagai kemuliaan figure. Main ketanggapan rasa tidak akal-akalan apalagi asal-asalan untuk menjadi seeker, bro. Wah, buka kartu turf ilmu batin, nih. /Wei Wu Wei - 3 dantien ?/
Tanpa kerendahan hati (istilah Sufism :tawadhu) sulit bagi kita memberdaya diri dan justru akan mudah terpedaya diri (istilah Sufism : Ghurur) bahkan malah bisa memperdaya lainnya (bonus kredit hutang tanggungan baru, bro.). Senjata (tepatnya sayap penjelajah untuk mencari / mencuri hikmah ) truth seeker sesungguhnya ‘hanya’ tiga sifat mendasar (idealnya integritas 'teku' asli di kedalaman tidak sekedar 'laku' semu moralitas ke permukaan ... pencari atau pencuri hikmah ?): kejujuran, ketulusan dan kerendahan hati untuk memandang/mengerti  yang samar/tersirat secara tepat  
Alam bergema … jika kita secara individual tidak jujur kepada diri sendiri dan lainnya bagaimana mungkin kosmik universal akan jujur terbuka membukakan gerbang ilmu bagi kita (kelicikan sesungguhnya menipu diri sendiri tidak selalu orang lain dan tentunya tidak mungkin kosmik ini). Demikian juga ketulusan berbagi/ kasih meng-esa yang mejadikan diri layak sebagai media universal dan kerendahan hati yang wajar untuk ditinggikan level kelayakan penerimaannya. … Ini bukan kepamrihan untuk diharapkan instant/identik (dambaan pengharapan apalagi jika hanya sekedar kemasan pencitraan malah menghambat / menghalangi bagi pencari hikmah/ berkah kebenaran truth seeker bahkan ini akan menjadi labirin parallel yang justru akan menyekap / menjebak bahkan bagi penempuh/ penembus benar True Seeker sekalipun). Ini keniscayaan pasti yang wajar /layak mengikuti (kaidah desain kosmik memang demikian…  terlepas dari kemungkinan termanipulasi eksploitatif pacaya lainnya … walau tidak diminta mekanisme Impersonalnya akan tetap memberi sesuai akumulasi/ aktualisasi/ akselerasi/ aksentuasi  hetu/ laku “pelaku”nya ). Metode truth Seeker 'pencari kebenaran' memang kami akui masih kalah level dengan Dhamma Sikkha True Seeker 'pencari yang benar' Ariya dalam menempuh/menembus Realitas dengan saddha panna viriya  … sebagai kewajaran, dengan kesadaran & dalam kehampaan diri anatta ? ... apalagi pelayakan parami 10 x 3 layer Boddhisatta ... wah, belum berani nekat, bro walau kami tahu itu cara cerdas & taktis dalam akselerasi pemurnian media impersonal.) 
Namun demikian sebagai puthujjana padaparama di luar sasana cara itu-pun sejujurnya tidaklah mudah dilakukan walau tampak sederhana dikatakan … kami tetap harus sportif (suceng) kami menerima apapun juga kelayakannya (kuantitas & kualitas amal/laku + resik murni wadah batinnya… apalagi jika level memang belum berkembang memadai atau sadar arus batin memang menyimpang dari jalur yang seharusnya). Dengan keterbatasan kualitas etika realisasi tersebut mirroring kami lakukan mengkaji hikmah ilmiah dengan semacam logika inferensi prediktif  yang lebih mendalam /tidak dengan merendahkan obyek ide namun justru dengan merendahkan subyek ego untuk mampu reseptif tanggap merengkuhnya walau memang sangat terbatas sesuai dengan keterbatasan diri dan pembatasan yang ada ). Memang bukan analogi intelek biasa bagi paradigma baru tidak lagi dangkal seperti semula.  Susah/ribet penjelasannya, ya. (nanti direvisi lagi atau ... lupakan saja). 

Sungguh anda (tepatnya: kita) tidak tahu dengan siapa sesungguhnya kita senantiasa berhadapan .... hidup ini tidak sekedar interaksi antar figur personal namun ini permainan kompleks media impersonal dimana segalanya jeli terawasi, akurat terkalkulasi dan potentially akan berdampak .... sebagaimana gema suara, apa yang kita lakukan akan kembali juga kepada arus kesadaran kita ... baik ataupun buruk, saat ini ataupun nanti , di sini ataupun di sana dalam peran/sikon apapun kemudian ... (dampak metafisis, sociologis & psikologis ?). Bagaikan sigma kuanta cahaya pelangi yang saling melengkapi dalam keberagamannya walau dalam label dan level berbeda namun tetap dipandang setara dalam Kasih Universal ... ada kesedemikianan Dhamma yang walau Impersonal tidak menuntut pengakuan namun secara Transenden kaidahnya berlaku di setiap wilayah immanenNya secara homeostatis, interconnected, equilibirium. 
Be Truth Lover whoever & wherever we are ...
(Jadilah pecinta kebenaran siapapun dan dimanapun kita) 
karena itu adalah keniscayaan nyata yang (memang?) harus kita terima 

Sungguh, bahkan untuk semua masukan postingan termasuk pandangan pribadi tidak ada niatan sama sekali dari kami selain untuk sekedar berbagi ... segala keputusan untuk menggunakan, mengabaikan dan menolak sebagian/sepenuhnya adalah  hak dan  sekaligus dampak tanggung jawab kita masing-masing…. Sekedar membabar idea yang murni tanpa niatan pembentukan opini yang lihai. Dalam filsafat metode ini disebut (semoga tidak salah) ’majeutike’ yang digunakan Socrates bagaikan seorang bidan dalam memicu dan memacu seseorang untuk melahirkan kebenaran paradigma pandangannya sendiri … ini adalah thesis pandangan dalam Triade Dialektika Hegel untuk antithesis pandangan anda sebelumnya bagi synthesis kebijaksanaan baru anda nantinya yang akan menumbuh-kembangkan gestalt keterpaduan wawasan dalam menempuh pemberdayaan untuk tataran kelayakan pencapaian berikutnya. Setiap orang berhak untuk tumbuh berkembang secara alamiah dan ilmiah dalam keberadaan awalnya dulu tanpa perlu dipaksa dengan formula yang walau benar namun kurang tepat demi keberlanjutannya. Kebijakan perlu kebajikan demikian pula sebaliknya. Levelling lebih diutamakan daripada sekedar labelling...... walau memang harus diakui akan lebih kondusif dan reseptif jika berada dalam environment komunitas yang tepat.
Ini hanyalah thesis pada antithesis pandangan anda semula untuk mengembangkan synthesis kebijaksanaan baru kita berikutnya. Sungguh tidak ada yang harus dilekati (bahkan jikapun pandangan ini ternyata tidak hanya sesuai dengan asumsi anda bahkan memang demikian realitas kebenarannya pada segala fenomena keberadaan)  dan juga tidak ada yang perlu dibenci atau ditolak (bahkan termasuk pandangan lain yang mungkin tidak hanya Dhammadipatheyya namun juga sekedar lokadipatheyya ataupun bahkan hanyalah attadipatheyya … karena setiap paradigma memiliki kebenaran dan juga “pembenaran”nya masing-masing walau tidak harus diterima dengan persetujuan namun tetap harus juga dihargai keberadaannya).Dalam mandala ini hikmah kebenaran yang sesungguhnya tinggi  bisa saja lahir dari limbah kenyataan yang semula dipandang rendah. Respek yang setara (walau  mungkin tidak harus sama) diberikan tidak hanya bagi  pandangan Buddha Dhamma, Mistik Esoteris atau tradisi Religi bahkan addhamma sekalipun namun segalanya termasuk juga atas segala zenka keberadaan yang ada (Lokuttara Dhamma, Tao, Tuhan, Brahma /termasuk level sankhara vipassana, vedana suddhavasa, sanna anenja & Rupa Brahma Jhana 4 hingga 2 Abhasara yang tidak lagi nama sukha namun sudah rupa piti ?/ ; Wilayah kamavacara:  Mara, Yama, Dewa, yakkha, Asura /iblis?, Petta/ demit?, dunia manussa, tirachana hingga niraya lokantarika dsb) karena walau mungkin dipersepsikan dalam level/label berbeda namun secara universal segalanya berada dan melengkapi posisi  keseluruhan desain ini dengan indahnya sesuai porsi perannya maing-masing …. Sigma Kuanta cahaya dari Sentra yang sama. Yang secara bijak tak perlu dibela/dipuja? walau dipandang mulia apalagi secara fasik harus dicela/dihina? karena dianggap nista. So, mantapkan kebenaran tempuhlah kebijakan dan jalanilah kebajikan namun dengan tanpa melekatinya

EPILOG :
Well, kami kira posting ini sudah tetap konsisten untuk tidak meneruskan imaginasi hanya menegaskan kembali untuk tetap senantiasa benar dan tegar menjalani kehidupan ini dengan bijak dan bajik secara sehat, tepat. Terakhir : Sebagaimana akhir posting awal Corona di blog ini
Semoga wabah corona setelah menjalankan tugasnya merehat sejenak kehebohan duniawi kita akan berlalu dan membuat kita lebih bijak dan bajik lagi dalam memandang perspektif kehidupan dan keabadian ini secara lebih meluas dan mendalam sehingga pribadi lebih terarah dan prilaku tidak lagi tranyakan karena mulai memandang dengan  tidak picik /dangkal lagi.
Setiap keakuan/kesombongan akan menjatuhkan, ketagihan/ ketamakan akan menjerat dan kekesalan/ kezaliman akan menghancurkan (walau mungkin bisa berakibat pada lainnya namun pastilah mengenai dirinya sendiri saat itu dan dampak karmik selanjutnya ) demikian pula sebaliknya. 
Semoga semua makhluk berbahagia menerima segalanya, cukup bijaksana untuk tetap seimbang dan berimbang memberdayakan spiritualitas individualitas/ universalitas diri & lainnya dalam penempuhannya.  
Kehidupan adalah episode Drama kosmik keabadian yang perlu kebijaksanaan agar  senantiasa sadar terjaga dengan segala kemungkinan yang ada, mengembangkan keberdayaan kecakapan dan meningkatkan kebijaksanaan untuk setiap situasi dan kondisi yang terjadi ....segala kebajikan murni dijalani dan kelayakan wajar diterima sebagaimana adanya ….
Menerima, mengasihi  dan melampaui segalanya tanpa perlu lobha dan dosa (karena memang tiada yang perlu terlalu  dilekati apalagi harus dibenci dalam 'dagelan' internal universal ini), tanpa perlu kesombongan dan kedengkian (karena walau berbeda dalam labeling /leveling keberadaannya segalanya berpadu setara bersama untuk melengkapi keragaman posisi pada mandala keabadian living kosmik yang sama), tanpa perlu avijja pembodohan diri dan asava pembodohan lainnya (karena akan senantiasa ada dampak impersonal transenden dari segala kecerobohan individual/pelanggaran universal yang personal imanen) dalam kelanjutan permainan keabadian ini....bahkan jikapun akhirnya nanti ada kemungkinan MahaPralaya total (seluruh mandala ini sirna karena sunyata keterjagaan atau bahkan niskala kebinasaan sentra yang meliputi segalanya).

Intinya (terimalah kenyataan bukannya tidak empati, peduli dan simpati, lho) sakit,tua dan mati adalah kewajaran dalam hidup demikian juga lokadhamma 8 (untung/rugi, tenar/biasa, terpuji/ dicela, suka/duka)... tetaplah terjaga dan bersiaga untuk senantiasa berimbang (dengan sukarela atau harus terpaksa ?) menyambutnya (kecemasan, kekesalan dan keresahan walau mungkin dianggap 'wajar' secara eksistensial sebagai figure personal sesungguhnya bukan hanya tidak berguna namun tidak bijaksana secara universal sebagai media impersonal untuk senantiasa tetap sadar menghadapinya ). … Lakukanlah yang terbaik dalam niat dan cara untuk memperoleh hasil yang terbaik walaupun kenyataan tidak selalu terjadi sebagaimana keinginan. Untuk kesekian kalinya, Nilai "Diri" (Real - true level x "fake" - label pride ... harga diri) bukan ditentukan dari apa yang kita dapatkan (produk 'garis' kammavipakka lampau ?) namun dari apa yang kita lakukan (progress 'input' kammasaka mendatang?).

Sekian

Upload data dulu (selected data lama + sedikit data baru )... dari sketsa (relatif sama) dengan posting lalu (yang selalu tidak pernah tuntas ?) sudah bisa ditebak kemana nanti larinya (inferensi daya tangkap + intuitif daya tanggap)

REFERENSI SEBELUMNYA (POSTING LALU)
0 ARSIP UTAMA 
https://archive.org/download/0-arsip-utama/0%20ARSIP%20UTAMA.rar 
listing of 0 ARSIP UTAMA.rar
file
as jpg
timestamp
size

2020-06-22 21:34
346872

2020-06-22 21:29
384076

2020-06-08 16:02
865121

2020-06-08 16:02
1472710

2020-06-03 09:02
180640

2020-06-03 09:02
516031

2020-06-08 15:53
526956

2020-06-08 15:53
911806

2020-06-15 22:54
484067

2020-06-15 22:53
1214496

2020-06-07 00:55
703068

2020-06-07 00:55
646713

2020-06-07 00:39
86651

2020-06-07 00:40
384040

2020-06-16 00:27
62920

2020-06-16 00:27
372153

2020-06-16 00:27
39539

2020-06-15 23:44
605841

2020-06-15 23:46
954735


REFERENSI PENDUKUNG POSTING LANJUT
BLOG NEWS    

listing of BLOG NEWS.rar
file
as jpg
timestamp
size
BLOG NEWS

2020-07-04 21:56

BLOG NEWS/BLOG

2020-07-04 21:33


2020-06-29 21:25
30586

2020-06-29 21:25
357046

2020-07-03 19:26
85817

2020-07-03 19:26
296367
BLOG NEWS/NEWS

2020-07-04 21:56


2020-07-04 21:54
205217

2020-07-04 21:54
114522

BUDDHISM
BUDDHISM MEDIA 
https://archive.org/download/buddhism-media/BUDDHISM%20MEDIA.rar
Ralat file :  BHANTE PUNNAJI VLOG LINK TIMESTAMP REV(ised) .... masih upload, bro.
sementara :
ARTIKEL BUDDHISM   
 
ANEKA PLUS (Comics, Novel, Excel, etc)
plus Novel
13 Juli 2020 ... Mulai New Normal namun sikon masih belum normal....

PLUS INPUT DATA
https://archive.org/download/select-mystic-0/SELECT%20MYSTIC%200.rar  
SELECT MYSTIC 1  
https://archive.org/download/select-mystic-1/SELECT%20MYSTIC%201.rar 
PLUS BUDDHISM 1 

PLUS BLOG 2
listing of PLUS BLOG 2.rar
file
as jpg
timestamp
size

2020-07-14 23:09
170016

2020-07-14 23:09
367005

2020-07-14 23:06
171114

2020-07-14 23:07
378368

Sudah tua … males/ capek lompat ganti posting & alih peran terus. Pinjam tempat untuk link download Archiev.org 
Meniscayakan Keniscayaan =  Inside deserve Outside .... 
To be / Do the Best   To gain / have  In gaining / having the Best
Link  : ENGLISH 
English for All
English for Elementary Students
English for Intermediate Teachers
English for Advanced Scholars
English for Universal Seekers
https://englishindonesian11.blogspot.com/

LINK LAIN

sementara : 22072020
https://drive.google.com/file/d/1X6u85v7VFY45sKoRdxjG_pJ5LY6hHNSD/view?usp=sharing
SEMENTARA : 28072020 (Rehat dulu .... nyambi tugas dinas ?)

PLUS BLOG 3
listing of PLUS BLOG 3.rar
file
as jpg
timestamp
size
PLUS BLOG 3
2020-07-28 17:29
2020-07-28 17:20
222280
2020-07-28 17:20
533143
2020-07-28 17:24
224171
2020-07-28 17:24
534319
PLUS BLOG 3/UJIAN PRAKTEK 2016
2020-07-28 17:27
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar